Semanu ---- Seluruh warga Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 8
Gunungkidul, mulai dari pendidik, tenaga kependidikan, hingga siswa-siswi,
terlihat berbeda dari hari biasa pada Kamis, (23/10/2025). Mereka kompak
mengenakan pakaian adat Jawa gagrak Ngayogyakarta, dengan dominasi motif
lurik, sesuai dengan ketentuan seragam wajib Kamis Pon yang berlaku di seluruh
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penerapan seragam adat ini merupakan tindak lanjut dari
kebijakan Pemerintah DIY yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
pelajar mengenakan pakaian tradisional Jawa pada setiap hari Kamis Pon,
menggantikan aturan sebelumnya yang berlaku setiap Kamis Pahing. Kebijakan yang
mulai berlaku efektif sejak tahun 2024 ini bertujuan utama untuk melestarikan
budaya, menumbuhkan rasa persatuan, dan menginternalisasi nilai-nilai luhur
serta sejarah berdirinya Yogyakarta.
Di lingkungan MIN 8 Gunungkidul, para guru laki-laki tampak
gagah mengenakan surjan lurik dipadukan dengan jarik batik dan blangkon,
sementara guru perempuan anggun dalam balutan kebaya dan jarik.
Para siswa juga turut serta dalam balutan lurik yang disesuaikan, menciptakan
nuansa budaya yang kental di lingkungan madrasah. Pemandangan ini seolah
menegaskan komitmen madrasah sebagai bagian integral dari ekosistem budaya
Yogyakarta.
Rumiyatun Rohassanah, salah satu guru di MIN 8 Gunungkidul,
memberikan komentar positif mengenai kebijakan ini. "Meskipun awalnya
sedikit repot harus menyiapkan pakaian adat, namun kami sangat mendukung Kamis
Pon ini. Ini bukan sekadar memakai seragam, tetapi upaya nyata kita sebagai
pendidik untuk menanamkan rasa bangga pada budaya Jawa, khususnya budaya
Yogyakarta, kepada anak-anak. Ketika kami semua berpakaian lurik, ada semangat
kebersamaan dan penghormatan pada leluhur yang terasa lebih kuat,"
ungkapnya.
Dengan mengenakan pakaian adat Jawa gagrak
Ngayogyakarta pada setiap Kamis Pon, MIN 8 Gunungkidul telah menjalankan peran
aktifnya dalam nguri-uri budaya (melestarikan budaya) dan memastikan
bahwa generasi muda madrasah tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan dan
agama, tetapi juga kaya akan penghayatan terhadap identitas dan warisan budaya
lokal yang agung. (tna)









0 komentar:
Posting Komentar